Untaian Langkah

Thursday, August 16, 2012

Bersalam Selepas Solat

SUMBER ASAL tanpa sebarang perubahan.

Bersalaman setelah shalat adalah sesuatu yang dianjurkan dalam Islam karena bisa menambah eratnya persaudaraan sesama umat Islam. Aktifitas ini sama sekali tidak merusak shalat seseorang karena dilakukan setelah prosesi shalat selesai dengan sempurna. Meskipun demikian, banyak orang yang mempertanyakan tentang hukum bersalaman, perbincangan seputar ini masih terfokus tentang bid’ah tidaknya bersalaman ba’das sholat. Inilah yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Ada beberapa hadits yang menerangkan tentang bersalaman diantaranya adalah riwayat Abu Dawud:

عَنِ اْلبَرَّاءِ عَنْ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَتَفَرَّقَا

Artinya : Diriwayatkan dari al-Barra’ dari Azib r.a. Rasulallah s.a.w. bersabda, “Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum berpisah.” (H.R. Abu Dawud)

عَنْ سَيِّدِنَا يَزِيْد بِنْ اَسْوَدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: اَنَّهُ صَلَّى الصُّبْحَ مَعَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَليْهِ وَسَلّمْ. وَقالَ: ثُمَّ ثَارَ النَّاسُ يَأخُذوْنَ بِيَدِهِ يَمْسَحُوْنَ بِهَا وُجُوْهَهُمْ, فَأَخَذتُ بِيَدِهِ فَمَسَحْتُ بِهَا وَجْهِيْ.(رواه البخارى)

Artinya : Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulallah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajah saya. (H.R. Bukhari, hadits ke 3360).

عَن قلَدَة بن دِعَامَة الدَّوْسِيْ رَضِيَ الله عَنهُ قالَ قلْتُ لاَنَسْ : اَكَانَتِ اْلمُصَافحَة فِى اَصْحَابِ رَسُوْلِ الله, قالَ نَعَمْ.

Artinya ari Qaladah bin Di’amah r.a. berkata : saya berkata kepada Anas bin Malik, apakah mushafahah itu dilakukan oleh para sahabat Rasul ? Anas menjawab : ya (benar)

Hadits-hadits di atas adalah menunjuk pada mushafahah secara umum, yang meliputi baik mushafahah setelah shalat maupun di luar setelah shalat.

Jadi pada intinya mushafahah itu benar-benar disyariatkan baik setelah shalat maupun dalam waktu-waktu yang lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadits di atas.

Pendapat para ulama.

1. Imam al-Thahawi.

تُطْلَبُ اْلمُصَافحَة فَهِيَ سُنَّة عَقِبَ الصَّلاةِ كُلّهَا وَعِندَ كلِّ لَقِيٍّ

Artinya: Bahwa bersalaman setelah shalat adalah sunah dan begitu juga setiap berjumpa dengan sesama Muslim.

2. Imam Izzuddin bin Abdissalam

Beliau berkata :

اَنَّهَا مِنَ اْلبِدَعِ المُبَاحَةِ

Artinya : (Mushafahah setelah shalat) adalah masuk dalam kategori bid’ah yang diperbolehkan.

3. Syeikh Abdul Ghani an-Nabilisi

Beliau berkata :

انَّهَا دَاخِلَة تحْت عُمُوْمِ سُنّةِ اْلمُصَافحَةِ مُطْلقا

Artinya : Mushafahah setelah shalat masuk dalam keumuman hadits tentang mushafahah secara mutlak.

4. Imam Muhyidin an-Nawawi

Beliau berkata :

اَنَّ اْلمُصَا فحَة بَعْدَ الصَّلاة وَدُعَاء المُسْلِمِ لآخِيْهِ اْلمُسْلِمِ بِأنْ يَّتقبَلَ الله مِنهُ صَلاتهُ بِقوْلِهِ (تقبَّلَ الله) لاَ يَخفى مَا فِيْهِمَا مِنْ خَيْرٍ كَبِيْرٍ وَزِيَادَةِ تَعَارُفٍ وَتألُفٍ وَسَبَب لِرِبَطِ القلوْبِ وَاِظهَار للْوَحْدَةِ وَالترَابُطِ بَيْنَ اْلمُسْلِمِينْ.

Artinya : Sesungguhnya mushafahah setelah shalat dan mendoakan saudara muslim supaya shalatnya diterima oleh Allah, dengan ungkapan (semoga Allah menerima shalat anda), adalah di dalamnya terdapat kebaikan yang besar dan menambah kedekatan (antar sesama) dan menjadi sabab eratnya hati dan menampakkan kesatuan antar sesama umat Islam.]

(Disarikan dari buku Tradisi Amaliah NU dan Dalil-Dalilnya, LTM-PBNU)

Share/Bookmark

Friday, July 06, 2012

Perhatikanlah Wahai Pemburu-Pemburu Harta

HARTA DISOAL DUA KALI

Sejarah Islam mencatatkan bahawa Abdurrahman bin Auf  ra adalah seorang sahabat yang paling kaya. Sesudah Nabi SAW meninggal dunia, ada seorang sahabat lain yang berkata kepadanya, "Ya Abdurrahman, kami khuatir ajalmu diundur Allah sehingga tidak cepat menyusul kepergian Rasulullah SAW"

Abdurrahman bin Auf bertanya, "Kenapa, ya sahabatku?"

Orang itu berkata lagi, "Apakah anda tidak pernah mendengar hadis Rasulullah SAW yang menyatakan : Tidak akan berganjak kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum ditanya tentang empat hal. Masa mudamu, engkau gunakan untuk apa. Usiamu, engkau manfaatkan untuk apa. Ilmunya, untuk apa dia amalkan. Dan harta bendamu,  dari mana engkau perolehi dan ke mana engkau nafkahkan."

Selanjutnya orang itu berkata, "Masanya mudanya ditanya sekali, usianya ditanya sekali, ilmunya ditanya sekali, akan tetapi hartanya ditanya dua kali, dari mana ia diperolehi dan untuk apa ia dibelanjakan."

Mendengar penuturan sahabatnya, Abdurrahman bin Auf menjawab pasrah, "Apakah salahku kalau aku membelanjakan 100 di pagi hari, lalu Allah memberikan kepadaku 1000 di malam hari?" 

Share/Bookmark

Monday, June 11, 2012

Orang Mukmin Itu Di Antara Lima Kesulitan

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud :

"Orang mukmin itu di antara lima kesulitan ;

Orang mukmin yang menghasadnya
Orang munafik yang membencinya
Orang kafir yang memeranginya
Syaitan yang menyesatkannya
Dan nafsu yang selalu menentangnya."

Share/Bookmark

Friday, May 25, 2012

Menjadi Burung Yang Sihat

Diceritakan, Ibrahim bin Adham berjumpa dengan Syaqiq al-Balkha di Mekah. Ibrahim bertanya, “Bagaimana mulanya sehingga kamu jadi demikian?” Syaqiq menjawab, “Aku melalui sebuah padang pasir. Kulihat seekor burung patah kedua sayapnya di situ. Maka aku berkata : Cuba lihat dari mana dia mendapat rezeki. Lalu aku memerhatikannya. Tiba-tiba kulihat seekor burung membawa belalang pada paruhnya, menghampiri dan menyuapi burung yang telah patah sayapnya itu. Maka kuberkata, “Sesungguhnya Zat yang menentukan burung ini dan burung itu adalah kuasa memberiku rezeki di manapun aku berada. Maka aku tinggalkan bekerja dan aku menyibukkan diriku dengan beribadah.” Ibrahim berkata, “Mengapa engkau tidak ingin menjadi burung yang sihat yang memberi makan kepada burung yang cacat itu sehingga lebih mulia daripadanya? Tidakkah engkau mendengar Rasulullah SAW bersabda :

“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”

“Sepatutnya engkau tahu bahawa tanda seorang mukmin selalu mencari yang lebih tinggi di antara dua darjat dalam segala urusannya. Sehingga engkau mencapai makam orang-orang abrar.

Kemudian Syaqiq memegang tangan Ibrahim dan menciumnya sambil berkata, “Adalah engkau guruku wahai Aba Ishaq.”

Berkata Ibnu Mas’ud, “Setiap orang adalah tetamu sedangkan hartanya adalah pinjaman. Tetamu mesti pulang dan pinjaman mesti dikembalikan.”

Share/Bookmark

Thursday, May 24, 2012

Dua Atau Tiga Utusan Itu

Diceritakan bahawa Nabi Yaaqub as bersahabat dengan Malaikat Maut. Maka pada suatu ketika Malaikat Maut datang kepada Nabi Yaaqub as. Nabi Yaaqub berkata, "Wahai Malaikat Maut engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab, "Untuk berziarah sahaja."

Lalu Nabi Yaaqub as berkata, "Aku mempunyai permintaan kepadaMu." Malaikat Maut bertanya, "Apakah permintaanMu?" Nabi Yaaqub menjawab, "Bila ajalku telah delat dan engkau hendak mencabut nyawaku, hendaklah kau beritahu aku terlebih dahulu." Malaikat Maut menjawab, "Baiklah, aku akan mengutus kepadamu dua atau tiga utusan."

Maka ketika ajal Nabi Yaaqub as telah sampai, Malaikat Maut datang lagi kepadanya, lalu ditegur Nabi Yaaqub, "Apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab, "Aku datang adalah untuk mencabut nyawamu." Nabi Yaaqub bertanya dengan hairan, "Bukankah engkau telah berjanji kepadaku hendak mengutus dua atau tiga utusan terlebih dahulu?"

Malaikat Maut menjawab, "Benar dan aku telah melakukannya. Putihnya rambutmu setelah hitam, lemahnya badanmu setelah kuat dan membongkoknya tubuhmu setelah tegap, itu adalah utusanku wahai Yaaqub kepada manusia sebelum ia mati." 

Waktu terus berlalu
Sedangkan dosa kian bertambah
Malaikat Maut datang bertamu
Namun hati tetap lalai
Nikmatmu di dunia
Hanyalah kepalsuan dan kerugian

Share/Bookmark

Antara Dua Gigitan

Ibrahim al Khawas telah meriwayatkan : Pada suatu ketika aku ke gunung Lukam. Ingin sekali aku mengambil sebiji buah delima. Kemudian kuambil satu dan kupecahkan. Namun apabila kumakan sedikit rasanya masam. Maka kutinggalkan sahaja delima itu. Kemudian aku melihat seorang lelaki jatuh tersungkur kemudian dikerumuni lalat yang menggigit. Lalu aku menegurnya, "Assalamualaikum,". Dia menjawab, "Walaikumussalam, wahai Ibrahim," Kutanya dia,"Bagaimana engkau mengenalku?" Dia menjawab, "Barangsiapa telah makrifat kepada Allah tidak ada suatu yang samar baginya." Lalu aku mengatakan, "Kulihat engkau istimewa di sisi Allah. Mengapa engkau tidak memohon agar selamat dari gigitan lalat itu?" Dia menjawab, "Akupun melihat engkau mempunyai keistimewaan di sisi Allah. Lalu mengapa engkau tidak memohon agar selamat dari syahwat keinginan terhadap delima? Sesungguhnya lazatnya delima dapat mengakibatkan seseorang menderita di Akhirat. Sedangkan gigitan lalat hanyalah terasa pedih di dunia sahaja. Gigitan lalat pada pada nafsu sedangkan gigitan syahwat itu pada hati...!" Kemudian aku pun berlalu dari situ.

Syahwat dapat membuatkan raja menjadi hamba. Sedangkan sabar akan membuatkan budak menjadi raja. Tidakkah engkau dengar kisah Nabi Yusuf as dengan Zulaikha. Nabi Yusuf menjadi raja Mesir sebab kesabarannya. Dan Zulaikha menjadi hina, fakir dan lemah kerana syahwatnya. Zulaikha tidak sanggup menahan cintanya kepada Yusuf.

Allah menciptakan makhluk ada tiga bahagian.

Dia menciptakan malaikat hanya diberikan aqal, tanpa diberi syahwat. Lalu Dia menjadikan haiwan yang dibekali syahwat tanpa diberi aqal dan Allah menjadikan manusia dengan diberikan aqal dan syahwat. Jika syahwat seseorang telah mengalahkan akalnya, maka haiwan lebih baik daripada dia. Namun barangsiapa menggunakan aqal dan menundukkan syahwatnya, tentulah dia lebih baik daripada malaikat.

Share/Bookmark

Nabi Daud as Dan Seekor Ulat Merah

Dikisahkan.

Pada suatu hari Nabi Daud duduk di tempat peribadatannya. Tiba-tiba dia melihat ulat merah. Maka dalam hati dia berkata : "Apakah kiranya kehendak Allah pada ulat ini?"

Maka dengan izin Allah, ulat itu dapat berbicara sambil berkata: "Wahai Nabi Allah! Di siang hari Tuhanku mengilhamkan agar aku membaca 'Subhanallah Wal Hamdulillah Wala-Ilaha Illa Allah Akbar' seribu kali. Sedangkan di malam hari Tuhan mengilhamkanku agar membaca 'Allahumma Solli ala Muhammadinin Nabiyyil Ummiyyi Wa'ala alihi Wa sohbihi Wa sallam' seribu kali. Lalu apakah yang engkau baca hingga aku ingin mengambil faedah daripadamu?"

Maka Nabi Daud as amat menyesal menghina pada ulat itu. Baginda merasa takut kepada Allah SWT, lalu bertaubat dan bertawakkal kepadaNya.

Share/Bookmark

Penawar Sabar Dan Sakit

Sabar mempunyai sekurang-kurang tiga macam.

Sabar dalam melaksanakan perintah taat.
Sabar meninggalkan larangan-laranganNya.
Dan sabar ketika mendapat bencana.

Dan setiap sabar itu ada darjat-darjatnya.

Sabar kerana taat, maka pada hari Kiamat Allah akan memberinya tiga ratus darjat di Syurga. Tiap-tiap darjat itu berjarak antara langit dan bumi.

Sabar meninggalkan larangan Allah, maka pada hari Kiamat Allah akan memberinya enam ratus darjat. Tiap darjat antara langit ke tujuh dan bumi ke tujuh.

Sabar atas bencana dan musibah, maka pada hari Kiamat Allah akan memberinya tujuh ratus darjat di Syurga. Tiap-tiap darjat antara Arasy dan Tsura.

Nabi SAW pernah bersabda : Allah telah berfirman :

"Barangsiapa ditimpa bencana, lalu dia mohon perlindungan daripadaKu, pasti Aku memberinya sebelum dia meminta. Dan barangsiapa ditimpa bencana, lalu dia meminta perlindungan kepada makhluk, pasti Ku tutup semua pintu langit baginya."

Rasulullah SAW juga bersabda: "Barangsiapa sakit semalam, dia sabar dan rela kepada Allah, maka bersih daripada dosa bagaikan ketika dia lahir dari perut ibunya. Jika engkau sakit, jangan segera meminta sembuh."

Junaid al Baghdadi ra telah berkata: "Bala merupakan pelita bagi orang arif, menyedarkan orang murtad, memperbaiki orang mukmin dan menghancurkan orang yang lengah lupa. Tidak seorang pun akan mendapat manisnya iman sebelum dia ditimpa bala, rela dan bersabar."

Daripada Muaz bin Jabal ra, beliau berkata : Ketika Allah menguji hamba yang mukmin dengan suatu bencana, Dia berkata kepada pencatat amal buruk, "Hapuskan catatan daripadanya." Dan berkata kepada pencatat amal baik, "Tuliskan untuk hambaKu yang lebih baik daripada apa yang dia perbuat."

Nabi SAW juga pernah bersabda :
"Ketika seorang hamba sakit, Allah mengutus dua malaikat kepadanya, seraya berkata, "Lihatlah kalian apa kata hambaKu." Jika dia berkata 'Alhamdulillah', maka diberitahukan kepada Allah, Dia lebih tahu, lalu berkata, "Aku berjanji untuk hambaKu. Jika aku mematikannya, Kumasukkan dia ke Syurga. Dan jika Aku menyembuhkannya, Kuganti dia daging yang lebih baik daripada dagingnya serta darah yang lebih baik daripada darahnya. Dan Aku hapuskan pula keburukannya."

Ibnu Aththok berkata :"Akan terbukti keteguhan dan kebohongan seorang hamba sewaktu berlakunya bencana mahupun kemakmuran. Barangsiapa bersyukur di saat makmur, tetapi mengeluh bila ditimpa bencana, jelas dia orang yang dusta. Meskipun orang mempunyai segudang ilmu, tetapi mengeluh jika terkena angin bencana, sungguh tidak berguna ilmu dan amalannya. Allah telah berfirman dalam Hadis Qudsi :

"Barangsiapa tidak rela dengan keputusanKu dan tidak syukur pula dengan pemberianKu, hendaklah dia cari Tuhan selain Aku!"

Nasihat dan jaminan siapakah lagi yang lebih engkau harap wahai diri yang sering alpa!!!

Share/Bookmark

Wednesday, May 16, 2012

Fitnah Dan Cubaan Untuk Kaum Yang Berpura-Pura

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, bahawasanya Rasulullah SAW. bersabda yang maksudnya: "Allah SWT berfirman (dalam hadis Qudsi): "Akan wujud beberapa kaum yang berpura-pura dalam kekhusyukan, mereka memakai kulit-kulit domba halus di hadapan manusia( berpura-pura), lidah-lidah mereka lebih manis daripada madu, hati-hati mereka lebih pahit daripada tanaman sejenis jadam( rasanya sangat pahit), maka atas namaKu, Aku bersumpah untuk menurunkan fitnah dan cubaan yang menjadikan orang yang lembut menjadi gundah. Apakah mereka hendak menipuKu ataukah mereka berani kepadaKu?"(At Tirmidzi, no 2404 dari Abu Hurairah dan no. 2405 dari Ibnu Umar. Lihat Al-Misykat, no 5323,2354 dan Targhib wat-Tarhib, no. 41)

Disedut dari buku Jagalah Allah...Allah Menjagamu...Dr Aidh Bin Abdullah Al Qarni. Penterjemah H. Sarwedi M. Hsb. Penyunting/Editor Noraine Abu. Diterbitkan oleh Al Hidayah.

Share/Bookmark

Kebaikan Yang Sia-Sia


Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah aripada Tsauban ra, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya saya mengetahui orang-orang yang datang dengan kebaikan-kebaikan seperti gunung-gunung "Tihamah Bidh" pada hari kiamat, tetapi sia-sia belaka.

Para sahabat bertanya : "Wahai Rasullullah, apakah mereka itu dari kalangan kaum Muslimin?"

Rasulullah SAW bersabda: "Ya, mereka dari kalangan kaum Muslimin, mereka sembahyang sebagaimana kamu sembahyang, mereka berpuasa sebagaimana kamu berpuasa dan mereka juga rajin melaksanakan qiyamullail, akan tetapi apabila mereka dihadapkan dengan larangan-larangan Allah di kala mereka sendirian, mereka melanggarnya." (Ibnu majah, no 4245 dan dalam Musnad Asy-Syamiyyin terdapat pada no. 688. Lihat Mishbah Az Zujajah, no. 1525 dan Tahdzib Al Kamal, biografi. no 389)

Al- Andalusi pernah berwasiat kepada anaknya :

Jika kamu sedang sendiri dalam keraguan di tengah kegelapan
Dan jiwa mendorongmu untuk berbuat zalim
mualulah dari pandangan Allah dan katakanlah kepadanya:
"Sesungguhnya Yang menciptakan kegelapan itu melihatku."

Share/Bookmark

Wednesday, May 02, 2012

Mukmin Haq- Dicari Generasi

Dan lagi, nota untuk diriku.

Maksud firman Allah SWT.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka kerananya dan kepada Robb mereka, mereka bertawakkal". (Anfal : 2)

Rasulullah SAW pernah bersabda yang maksudnya :
"Setiap mata berzina dan bentuk zinanya adalah melihat (sesuatu yang haram), telinga berzina dan bentuk zinanya adalah mendengar (sesuatu yang dilarang oleh Allah), tangan juga berzina dan bentuk zinanya adalah memukul( orang lain tanpa haq), kaki juga berzina dan bentuk zinanya adalah berjalan ( menuju tempat yang diharamkan oleh Allah)". (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Hasan al Bashri mengatakan :
"Keimanan itu bukanlah hanya sebuah hiasan dan bukan pula sebuah angan-angan, namun iman adalah sesuatu yang tertanam kukuh di dalam hati dan direalisasikan dalam bentuk aktiviti".

Terdapat suatu riwayat yang cukup menarik dalam menggambarkan peribadi yang telah sampai pada tahap keimanan yang sebenar. Seorang sahabat, al Harith bin Malik Al Ansari bertemu Rasulullah SAW kemudian baginda menyapanya :
"Bagaimana keadaanmu pagi ini, ya Harith. Al Harith menjawab : " Pagi ini akau dalam keadaan beriman sungguh-sungguh". Rasulullah bersabda lagi : "Perhatikanlah apa yang engkau katakan kerana sesungguhnya segala sesuatu itu ada hakikatnya, apa hakikat keimanannmu?". Jiwaku telah menjauhi dunia, sehingga aku memanfaatkan waktu malamku untuk qiyamullail, memanfaatkan waktu siangku untuk berpuasa dan seakan-akan aku melihat arasy Rabbku di depan mataku, seakan aku melihat ahli syurga saling berziarah di dalmnya dan ahli neraka menjerit-jerit kesakitan, jawab Harith. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : "Ya Harith, engkau telah makrifah maka peganglah dengan teguh". (HR at Thabarani).

Maka selayaknyalah kalau keimanan seperti ini dapat menjadikan hati seseorang mempunyai ciri-ciri seperti berikut :

1. WAJAL(BERGETAR)
Rasulullah SAW pernah merasai perasaan wajal(bergetar) ketika membaca suatu ayat sehingga baginda menangis. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahawasanya Nabi SAW membaca firman Allah (5: 118) yang ertinya :
"Jika engkau (Allah) menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu dan jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa dan Maha Bijkasana". Setelah mendengar ayat tersebut, Rasulullah SAW mengangkat tangannya seraya berdoa dan menangis : "Ya Allah...ummatku.." Allah berfirman kepada Jibril : "Pergilah kepada Muhammad dan tanyakan apa yang menyebabkannya menangis?". Datanglah Jibril kepada Rasulullah SAW dan menanyakannya. Setelah selesai ia kembali menghadap Allah dan Allah berfirman : " Hai Jibril, pergilah engkau kepada Muhammad dan katakan : " Sesungguhnya Aku akan meredhai ummatmu dan tidak akan menyakitimu" (HR Ibnu Abi Hatim).

2. TAWAKKAL
Maksud firman Allah :
"Iaitu orang-orang (yang taat kepada Allah dan RasulNya) kepada mereka ada yang mengatakan : "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu telah menambahkan keimanan mereka dan mereka menjawab : "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Penolong". (Al Imran :173).

Balasan Allah bagi orang yang mempunyai tawakkal yang tinggi sungguh luar biasa. Mereka akan masuk syurga tanpa hisab. Rasulullah SAW bersabda :
"Akan masuk syurga dari ummatku 70 ribu orang tanpa dihisab. Para sahabat bertanya : "Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?" Rasul menjawab : "Mereka adalah orang-orang yang tidak menggunakan ruqyah(jampi), tidak bertathoyyur (bersikap pesimis kerana sesuatu, misalnya kerana suara burung hantu), tidak melakukan kay(berubat dengan besi yang dipanaskan) dan kepada Allah mereka bertawakkal". (HR Muslim).

Mufassir Ibnu Katsir menjelaskan tentang hakikat tawakkal:
"Mereka adalah orang-orang yang tidak mengharapkan, menuju, berlindung, memohon bantuan dan mencintai kecuali hanya kerana Allah semata-mata. Mereka tahu bahawa apa yang dikehendaki Allah akan terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi. Dialah yang mengatur kekuasaanNya, tidak ada sekutu bagiNya dan tidak ada yang dapat menolak ketetapanNya dan Dialah yang Maha cepat hisabNya".

Said bin Jubair mengatakan : "Tawakkal kepada Allah merupakan puncak keimanan".

3. MENEGAKKAN SOLAT
Solat merupakan sarana kebahagiaan yang sangat tinggi dan dapat melupakannya dari segala macam persoalan keduniaan yang terkadang menghimpit kehidupannya sehingga Rasulullah SAW pun pernah bersabda : "Dan jadikan solat itu sebagai penyejuk mataku".

Bahkan seorang tabi'in bernama Urwah bin Zubair tatkala kainya mesti dipotong, dia meminta kakinya itu dipotong semasa dia sedang sujud dalam solat agar  tidak merasai sakitnya. Solat yang ditegakkan akan membentuk jiwa yang bersih sehingga aktivitinya selalu positif, tidak pernah berkeluh kesah dan tidak pernah merugikan orang lain. Firman Allah yang bermaksud :
"Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah dan apabila ditimpa dengan kebaikan maka dia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengeerjakan solat". (70 : 19-22)

4. SENTIASA BERINFAQ
Uqbah bin Harith meriwayatkan, maksudnya :
"Rasulullah SAW solat asar berjamaah bersam akami, baginda bersegera dalam solatnya kemudian masuk ke dalam rumahnya. Tidak lama kemudian baginda keluar, aku bertanya kepada baginda mengapa ia berbuat demikian. Rasulullah SAW menjawab : Aku telah meninggalkan gandum di rumah sebagai sedekah, aku tidak ingin benda itu berada di rumahku sampai malam berlalu, maka aku membahagi-bahagikannya". (HR Bukhari)

Menjelang kedatangan ajal baginda, Sahl bin Said berkata: 
"Rasulullah SAW mempunyai tujuh dinar yang baginda kirimkan kepadaAisyah. Ketika baginda sakit, baginda bersabda: " Ya Aisyah, pergilah kamu kepada Ali dengan wang emas itu". Rasulullah SAW kemudian pengsan dan Aisyah sibuk memikirkan keadaan suaminya itu, sehingga Rasulullah SAW mengulangi perkataan perkataan itu berkali-kali. Akhirnya wang itu dikirimkan kepada Ali ra dan disedekahkan. Pada malam harinya (malam Isnin) Rasulullah SAW wafat". (HR at Tobrani, sahih)

Janji Allah untuk mukmin sebenar adalah sangat mahal dan tinggi, iaitu berupa darjat yang agung dan rezeki yang mulia, yang tidak diperolehi kecualui dengan perjuangan dan keseriuasan di dalam menundukkan hawa nafsu dan syaitan.

Allahua'lam.

Share/Bookmark

Monday, April 30, 2012

Wahai Generasi Muda!

Nasihat Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas ra.

"Wahai budak! Sesungguhnya aku ingin mengajarkan kepadamu beberapa kalimah : Peliharalah Allah, nescaya DIA akan memeliharamu. Peliharalah Allah, kamu akan mendapatiNya bersamamu. Apabila kamu meminta sesuatu, maka mintalah daripada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan daripada Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya jika seluruh manusia berhimpun untuk memberi sesuatu manfaat kepadamu, mereka sekali-kali tidak akan dapat memberikan manfaat itu kepadamu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Dan sekiranya mereka berhimpun untuk mendatangkan sesuatu bencana ke atasmu, mereka tidak akan dapat mendatangkannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah ke atasmu. Telah diangkat pena dan telah keringlah lembaran".
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas oleh Imam At Tirmizi, kataya : Hadis Hasan Sahih.

Ibnu Rajab al Hanbali berkata dalam kitabnya Jami' Ulum wal Hikam : " Hadis ini mengandungi beberapa wasiat agung dan prinsip utama mengenai perkara-perkara terpenting yang berkaitan dengan agama ini".

Nasihat Rasulullah SAW di atas disampaikan kepada sepuou beliau iaitu Abdullah bin Abbas ra, sedangkan ketika itu Ibnu Abbas masih di ambang usia pemuda. Ianya bermaksud supaya ia dapat menggunakan usia muda, kekuatan dan kecergasan yang dimilikinya dengan sebaik mungkin. Lebih-lebih lagi pemuda adalah harapan ummah. Mellaui tangan-tangan merekalah tertegaknya dakwah kebenaran dan kedailan. Sedangkanpara pendokong kebatilan dan kejahatan sangat berhajat untuk menyesatkan mereka secara bersungguh-sungguh. Oleh itu pemuda amat berhajat kepada petunjuk dan bimbingan yang lebih, agar mereka tetap teguh berhadapan dengan iblis dari kalangan manusia dan jin.

Enam Intipati.
1. Peliharalah Allah nescaya Allah memeliharamu.
2. Peliharalah Allah nescaya Allah bersamamu.
3. Mintalah sesuatu hanya kepada Allah.
4. Mintalah pertolongan daripada Allah.
5. Bertawakkal kepada Allah.
6. Masuklah ke dalam Islam secara kaffah(menyeluruh).  

Disedut serta diringkaskan dari Mihwar Bil. 13 Tahun 2002. Muka surat 23-25.

Share/Bookmark

Friday, April 27, 2012

Remaja Bernama Usamah bin Zaid

Ketika mereka berangan-angan : "Andai aku Usamah bin Zaid".

Usamah adalah anak kepada Zaid bin Harithah ra, iaitu seorang pembantu pemberian isteri Rasulullah, Khadijah kepada baginda. Zaid dimerdekakan oleh Rasulullah serta diangkat sebagai anak oleh baginda SAW. Ibunda beliau adalah Ummu Aiman ra, yang telah dinikahkan oleh Rasul SAW kepada Zaid bin Harithah. Ibu dari Usamah ini adalah 'berkah dari Habasyah' dan digelar dengan Ummu Aiman, seorang sahabiah yang mengasuh baginda Rasulullah SAW ketika beliau kecil lagi. Kedua ibu bapa Usamah adalah di antara orang-orang yang amat dicintai oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW sangat mencintai Usamah, sepertimana baginda SAW mencintai Al Hasan putra Ali ibni Thalib ra dengan Fatimah az Zahra ra. Usamah bin Zaid merupakan sahabat dekat dari Hasan bin Ali ra, bahkan mereka adalah sahabat sepermainan. Rasulullah SAW mencintai mereka berdua sehingga sehingga suatu masa Rasulullah mendukung keduanya serta memeluk mereka seraya berdoa : "Ya Allah sesungguhnya aku mencintai mereka berdua, maka cintailah olehMU keduanya". 

Usamah merupakan peribadi remaja yang cerdas, luar biasa keberaniannya, bijaksana dalam meletakkan segala urusan pada tempatnya, bersih suci dari kotoran-kotoran jiwa , mesra serta dicintai oleh manusia, takwa lagi warak sehingga dicintai oleh Allah SWT.  

Pada masa peperangan Uhud, datanglah Usamah bersama beberapa orang suruhan dari kalangan putera para sahabat Rasul SAW ingin menyertai jihad. Maka Rasulullah memilih sebahagian di antara mereka dan menolak sebahagian yang lain disebabkan oleh umurnya yang yang masih muda lagi. Usamah adalah di antara yang ditolak oleh Rasul SAW. Kemudian Usamah beredar dengan kedua mata kecilnya banjir dengan air mata, berasa sedih kerana tidak dapat berjihad di bawah panji-panji Rasulullah.

Pada masa tercetus peperangan Khandak, sekali lagi Usamah datang bersama-sama putera para sahabat. Beliau meninggikan badannya agar kelihatan sebaya dengan pemuda-pemuda yang lain agar dipilih oleh Rasulullah SAW. Maka Rasulullah memilihnya untuk menyertai jihad. Usamah membawa pedang dalam jihad di jalan Allah ini pada ketika umurnya baru 15 tahun.

Dalam peperangan Hunain, manakala umat Islam mengalami kekalahan, Usamah beserta Abbas bin Abdul Muthalib bapa saudara Rasul SAW, Abu Sofyan Ibni Harith serta 6 orang dari kalangan sahabat yang mulia tetap teguh menghadapi musuh. Kemudiannya Rasulullah bersama kumpulan kecil mukmin pemberani ini akhirnya dapat membalikkan keadaan sehingga memperolehi kemenangan.

Dalam peperangan Mu'tah, berjihadlah Usamah bin zaid di bawah panji-panji peperangan yang di bawa oleh ayah beliau iaitu Zaid bin Harithah. Dengan matakepalanya sendiri beliau menyaksikan keguguran ayahnya.  Namun beliau tidak tergugat  di atas kesyahidan ayahnya bahkan beliau terus berjuang di bawah panji-panji Jaafra bin Abi Thalib ra sehingga syahidnya Jaafar. Dan sehingga panji-panji jihad dipimpin oleh Abdullah bin Jarrah ra beliau tetap berjuang serta menyaksikan Abdullah menyusul kedua sahabatnya terdahulu menemui Allah dalam keadaan mulia. Beliau tetap bersama mujahidin dari kalangan muslimin, berjuang di bawah pimpinan Khalid bin walid ra sehingga pasukan yang sedikit itu menang.

Usamah mewakili generasi remaja dari kalangan sahabat Rasulullah yang mewarisi sifat-sifat mulia ayah beliau iaitu Zaid bin Harithah ra. Beliau dibimbing serta ditarbiyah secara terus oleh Rasulullah dan ayahandanya sendiri akan nilai-nilai kemuliaan manusia sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan dari Quran dan As Sunnah.

Keperibadian Usamah yang begitu menonjol dengan akhlak serta sifat-sifat kepimpinan yang telah pun nampak semenjak kecil lagi, telah membuat Rasulullah mencintai beliau sepertimana Rasul SAW mencintai bapanya, Zaid. Sebaliknya, Usamah adalah antara remaja yang sangat mencintai Allah dan Rasulullah SAW. Jiwa patriot yang melekat dalam dirinya, membentuk peribadi Usamah yang halus tetapi tegas serta disiplin. Beliau sangat membenci kemunafikan walau sekecil apapun, serta mencintai kebenaran awalaupun untuk menegakkannya memerlukan pengorbanan yang besar.

Dua puluh tahun, beliau digembeleng oleh Rasulullah dengan asas-asas keimanan yang mantap, akhlak yang terpuji serta jiwa teladan dan kepimpinan, melahirkan Usamah sebagai seorang remaja yang matang. Pada usianya yang semuda itu iaitu 20 tahun, beliau telahpun berumahtangga serta mempunyai 3 orang anak. Sifat-sifat yang menonjol inilah membuat Rasulullah SAW menugaskan beliau untuk memimpin pasukan muslimin bagi menyerang Romawi, ketika beliau masih berumur belum menjangkau umur 20 tahun. Nama beliau dituliskan dengan tinta emas sebagai panglima pasukan muslimin termuda dalam sirah Nabi SAW. 

Sebelum pasukan beliau berangkat ke Romawi, Rasulullah SAW wafat. Pangganti baginda SAW iaitu Abu Bakar As Siddiq ra, tetap meneruskan cita-cita Rasulullah bagi mengirimkan pasukan ke Romawi dengan pimpinan Usamah bin zaid sebagai panglima. Suatu penghormatan kepada Usamah kerana kualiti serta keperibadiannya yang unggul. Suatu contoh peribadi yang jauh dari sifat-sifat merosak seperti kaki pukul, kaki botol, kaki perempuan, kaki maksiat, kaki lepak, malas berusaha dan sebagainya sepertimana kita dapati pada kebanyakan remaja Islam pada hari ini.

Sifat-Sifat Remaja Seperti Usamah

1. Hanif. Bakat semulajadi yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia, apabila ianya dijaga, dibimbing serta dikembangkan oleh ibu bapa yang soleh, ia boleh mendorong datangnya hidayah Allah terus menembus hati nurani manusia, melekat kuat bagi menyemai benih-benih keimanan sehingga ia tumbuh dan berkembang secara semulajadi. Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya Al Quran diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Diturunkan melalui ruh yang suci aiatu Jibril. Kedalam hati engkau (Ya Muhammad) supaya engkau memberi peringatan" (As Syuaara : 192 -194).

2. Iman yang mantap.
Keyakinan yang tinggi akan adanya Allah sebagai Rabb( Tauhid Rububiyah) serta sebagai Ilah (Tauhid Uluhiyyah), membentuk peribadi yang menyerahkan segala persoalan hidup dan matinya kepada Allah, sesuai dengan panduan Al Quran. Athar Ibni Umar ra : "Aku pernah hidup sejenak dimana setiap orang di antara kami diberikan Iman sebelum Quran. Dan turunlah pada masa itu surah-surah(ayat-ayat Allah) yang mengajarkan tentang halal dan haram, perintah serta larangan. Kemudiannya mereka bersikap sepertimana yang dituntut oleh ayat-ayat tersebut" (riwayat At tirmizi).

3. Keperibadian yang terpuji.
Seorang sahabat Rasulullah SAW bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah ra mengenai akhlak Rasulullah SAW, Aisyah menjawab : " Akhlak Rasulullah adalah Al Quran".

4. Memahami Islam secara kafah(menyeluruh).
Pemahaman yang betul pula akan membentuk perasaan seorang Islam untuk mencintai atau membenci sesuatu dengan tepat serta bersangka baik atau bersangka buruk. Ianya akan mencelup keyakinan, car apandang, perasaan, penampilan serta perilaku sehari-hari. Sehingga seorang Islam itu dapat menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan masyarakat sekelilingnya. Ia mencintai masyarakat dan masyarakat pun mencintainya.

5. Tegas, disiplin dan bijaksana.

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya diakhirat nanti".
Sifat tegas, disiplin lagi bijaksana melahirkan remaja yang sentiasa siap untuk maju ke hadapan dengan optimis meskipun halangan dan rintangan menghalang di hadapannya. Sifat ini sangat diperlukan bagi memimpin pasukan dalam menghadapi perjuangan hidup yang penuh cabaran. Ketegasan dalam memberi arahan, disiplin dalam mengatur barisan serta bijaksana mengatur strategi perjuangan sangat diperlukan bagi menjayakan sesuatu program atau aktiviti. 

6. Bersungguh-sungguh( mujahadah) dalam amalnya.
Bermujahadah atau jihad merupakan garis perjuangan seorang mukmin sejati, iaitu mukmin yang menyedari erti kehidupan makhluk di sisi Allah sebagai khaliknya. mukmin sedemikian akan redha kalau sekiranya seluruh hidup dan kehidupannya dikorbankan dalam perjuangan menegak Islam bagi mendapatkan keredhaan Allah. Firman Allah yang bermaksud : "Di antara orang-orang mukmin ada beberapa lelaki yang menepati apa yang telah dijanjikannya kepada Allah, maka di antara mereka ada yang telah sampai ajalnya (syahid) dan di antara mereka ada yang menanti-nantikannya, dan mereka tiada menukar(janji) dengan tukaran apapun" (Al Ahzab : 23).

7. Sentiasa bertaubat.
Rasulullah  SAW bersabda yang bermaksud : " Mintalah ampunan dari Allah kerana aku beristighfar sehari semalam tidak kurang dari tujuh puluh kali".

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : "Manusia seumpama seratus ekor unta..hampir-hampir kamu tidak dapat memilih yang terbaik daripadanya kecuali hanya seekor anak unta jantan".

Wallahu A'lam.

Diringkaskan serta disesuaikan dari Majalah Mihwar Bil 13 Tahun 2002. Halaman 4-12.

Share/Bookmark

Tiga Pengajaran Dan Nasihat

Kata-kata hikmah Arab ada menyebutkan ;

Terjemahannya ; -
Batu tidak akan menjadi lembut (walaupun lama) di dalam air; begitu jugalah nasihat dan pengajaran tidak berkesan ke atas hati yang keras.

Ramai orang yang rajin beribadah binasa kerana kagum pada dirinya ; dan ramai orang yang sihat binasa kerana kesihatannya.

Ramai orang kaya binasa kerana kekayaannya ; dan ramai orang miskin binasa kerana kemiskinannya.

Share/Bookmark

Thursday, April 26, 2012

Penemuan Fadilat Menyebut Allah Dan Membaca Al Quran Dari Sudut Perubatan


Allah telah menjelaskan bahawa kitab suciNya Al Quran mempunyai banyak manfaat bagi umat manusia. Selain daripada ia memberi petunjuk dan membezakan di antara yang hak dengan yang batil, Al Quran juga adalah ubat(penawar) bagi pelbagai jenis penyakit. Salah satu ayat yang mengisytiharkan kenyataan ini ialah firman Allah yang bermaksud :

"Wahai umat manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Al Quran yang menjadi nasihat pengajaran dari Tuhan kamu, dan yang menjadi penawar penyakit-penyakit batin yang ada di dalam dada kamu dan juga menjadi hidayah petunjuk untuk keselamatan serta membawa rahmat bagi orang-orang yang beriman."(Yunus : 57)

Sehubungan dengan penjelasan Allah tersebut, banyak pihak telah menjalankan kajian dan penyelidikan terhadap kebenarannya. Sesuatu hal yang membanggakan ialah usaha seumpamanya bukan sahaja diterokai oleh para sarjana dan ilmuan Islam, malahan mereka yang bukan Islam pun turut menyelami Al Quran untuk melihat sejauh mana kerelevenannya terhadap sains dan perubatan. Seperti mana yang dilaporkan oleh sebuah akhbar Qatar, "Arraya Daily" terbitan 24 Mac 2002, seorang ahli psikologi bukan Islam telah menemukan kesan serta fadilat menyebut secara berulang-ulang kata "ALLAH" dalam menyembuhkan penyakit jiwa.

Vander Hovan, seorang ahli psikologi dari Belanda, mengumumkan penemuan barunya ini setelah didapati bahawa memang ada kesan yang positih daripada amalan membaca Al Quran dan menyebut "ALLAH" secara berulang-ulang terhadap orang yang sakit dan orang yang sihat. Profesor berbangsa BElanda itu mengesahkan penemuannya itu berikutan dengan kajian dan penyelidikan yang dilakukannya ke atas para pesakit selama tiga tahun. Pesakit-pesakitnya terdiri daripada orang yang bukan Islam dan sesetengahnya pula tidak berbahasa Arab tetapi mereka dilatih untuk menyebut kata "ALLAH" dengan betul dan jelas. Hasilnya sangatlah memberangsangkan, khususnya ke atas mereka yang selalu muram atau bersedih dan menderita tekanan perasaan.

Sementara itu, sebuah akhbar harian Saudi, Al Watan menyiarkan berita tentang kenyataan ahli psikologi berkenaan yang mendakwa bahawa orang-orang muslim yang boleh membaca tulisan Arab dan selalu membaca al Quran akan terhindar daripada terkena sakit jiwa. Setiap huruf dalam kata "ALLAH" misalnya memberi kesan kepada penyembuhan penyakit yang berkaitan dengan jiwa. Beliau menunjukkan dalam penyelidikannya bagaimana dengan menyebut huruf pertama dalam "ALLAH" iaitu huruf (A)(    ) keluar daripada organ-organ sistem pernafasan mengawal pernafasan. Manakala menyebut konsonan (L) (     ) ala sebutan Arab, dengan lidah menyentuh sedikit pada bahagian atasrahang menghasilkan jeda(pause) yang sebentar dan kemudian mengulang-ulang jeda yang sama terus-menerus dapat mengurangkan tekanan hembusan nafas yang keras. Sementara menyebut huruf yang terakhir (H) (     ) akan menimbulkan hubungan di antara paru-paru dengan jantung, dan dengan hal yang demikian degupan jantung terkawal.

Apa yang menarik dalam penemuan yang bermakna itu ialah ahli psikologi terbabit bukanlah seorang Islam tetapi begitu berminat terhadap sains Islam dan menyelami rahsia-rahsia yang terkandung di dalam kitab suci Al Quran yang Maha Agung itu. Sesungguhnya ini adalah di antara tanda-tanda sifat Pemurah dan Kebesaran Allah yang yang diperlihatkanNya kepada manusia bahawa AL Quran itu adalah benar dan memberi rahmat kepada sesiapa sahaja yang tahu serta mahu memanfaatkannya.

Kenyataan tersebut juga secara langsung membuktikan yang Al Quran itu diturunkan Allah untuk manfaat umat sejagat. Jelasnya, sesiapa yang mahu mempelajari dan memanfaatkannya bagi mencapai duniawi dan ukharawi, pasti ia akan menemui keistimewaan dan fadilat Kitabullah pedoman umat ummah itu. Jesteru itu, sebagai umat Islam, kita harus bersyukur dengan nikmat Al Quran itu dengan tidak melepaskan peluang untuk menghayati serta menimba pelbagai pengajaran dan ilmu yang dihidangkan oleh Kalam Allah itu ke arah memperolehi keredhaanNya menuju kesempurnaan hidup di dunia dan memperolehi ganjaran syurga Allah di akhirat kelak. 

Dipetik dari Suara ISLAM , JHEAINS, Sabah. Keluaran Jumaat : 04 Rabiulawal 1423H/17 Mei 2002M.

Share/Bookmark

Friday, March 09, 2012

Camkan Nasihat Ini







Sesungguhnya jalan keselamatan hanyalah satu, iaitu jalan Allah yang lurus. Yang telah Allah sebutkan dalam firmanNya:

"Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya." (Al-An'am: 153)

Telah dinukil dari sebuah hadis sahih bahawa suatu ketika Rasulullah SAW menarik sebuah garis lurus, lalu menarik garis-garis ke kanan dan ke kiri dari garis yang lurus itu. Kemudian beliau bersabda: "Inilah (garis lurus) jalan Allah, sementara garis-garis ke kanan dan ke kiri itu adalah jalan-jalan syaitan" , kemudian beliau membaca ayat:

"Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya." (HR. Ahmad dan Ad-Darimi)

Sebahagian ulama mencontohkannya dengan pelepah kurma yang menjulur hingga ke tanah. Sekiranya seekor serangga merayap naik melalui batangnya, nescaya ia akan sampai ke atas dan dapat menikmati buah kurma yang diinginkannya, ertinya ia telah selamat sampai ke tujuan. Lain ceritanya jika ia naik melalui pelepah daun kurma yang menjulur ke kanan dan ke kiri itu, baru saja ia mencuba merayap naik pasti sudah terjatuh. Batang itulah jalan Allah, sementara pelepah daun kurma itu adalah jalan-jalan syaitan. Jalan Allah yang merupakan siratul mustaqim sangat jelas terlihat.

Sekarang ini kita berada pada zaman serba asing, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

"Dienul Islam itu pada mulanya asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana pada awalnya, maka Thuubaa (kebahagian/Surga bernama thuu-baa) bagi para ghuraba'." (HR. Muslim)

Ada beberapa riwayat lainnya yang menjelaskan pengertian ghuraba' sebagai berikut:

"Mereka adalah orang-orang yang memelihara agamanya dari fitnah-fitnah." Setiap kali fitnah datang menimpa harta, diri dan agamanya, ia akan menjauh menyelamatkan diri. Hingga agamanya tetap terjaga. Sebagaimana disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

"Pada akhir zaman nanti sebaik-baik harta kalian adalah kambing-kambing yang digembalakannya di puncak-puncak bukit dan tempat-tempat penggembalaan, menjauhkan diri dari fitnah-fitnah demi menjaga agamanya."

Orang-orang yang menjaga nilai-nilai agamanya merekalah yang disebut ghuraba', dan merekalah yang mendapat doa dari Rasulullah SAW: "Berbahagialah para ghuraba'!"

Seorang muslim hanya selamat dengan memegang teguh nilai-nilai agamanya, ia harus mendahulukannya daripada yang lain. Seperti yang disebutkan dalam hadis:

"Apabila datang cubaan/fitnah menimpamu, maka korbankan hartamu. Jika tidak dapat diatasi dengan harta, maka korbankanlah dirimu. Jangan sekali-kali kamu korbankan agamamu!"

Camkanlah nasihat tersebut, kami berharap semoga setiap muslim dapat mengembangnya dengan sebaik-baiknya. Kita memohon kepada Allah semoga Dia mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat, dan menjadikan kita orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Kita berlindung kepadaNya dari ilmu  yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu', doa yang tidak dikabulkan. Semoga Allah SWT menunjukkan kebenaran kepada kita dan memberikan kekuatan bagi kita untuk mengikutinya. Dan menampakkan kebatilan kepada kita serta memberikan petunjuk kepada kita untuk menjauhinya. Tidak menjadikannya samar sehingga kita tersesat. Kita memohon kepada Allah SWT semoga Dia mengukuhkan agama ini yang merupakan pelindung segala urusan kita, dan menghindarkan kita dari fitnah-fitnah yang nyata maupun terselindung. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Salawat dan salam semoga tercurah atas junjungan kita Muhammad SAW, atas keluarga dan segenap sahabat beliau.
Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

Share/Bookmark

Tuesday, March 06, 2012

Satu 'Tip' Komunikasi Dari Nabi







Dari Anas r.a. dari Nabi SAW., "Sesungguhnya Nabi, apabila Baginda mengucapkan satu patah kata, diulanginya sampai tiga kali, sehingga orang mengerti maksudnya. Dan apabila Nabi datang kepada satu kaum, beliau memberi salam kepada mereka sampai tiga kali. *

* Mengulang perkataan dan salam sampai tiga kali itu hanya jika perlu sahaja, sampai orang mengerti benar. Mengulang sampai tiga kali itu sudah cukup bagi orang yang sederhana pengertian dan pendengarannya.

Share/Bookmark

Thursday, March 01, 2012

Nota : Kajian Tentang Kesan Mendengar Bacaan Quran







Satu kajian dilakukan oleh Dr. Ahmed el-Kadi dari Klinik Akbar di Panama City, Florida, "Berhubung kesan mendengar bacaan Quran ke atas denyutan jantung, tekanan darah, tekanan saraf dan otot..Beliau mendapati, mereka yang mendengar bacaan Quran, termasuk daripada kalangan bukan Muslim dan bukan Arab, mengalami perubahan fisiologi positif di dalam diri mereka. Kajian ini dimuatkan dalam Islamic Perpectives In Medicine oleh Dr. Shahid Athar.

Perkara ini dituliskan dalam buku Tip-Tip Cemerlang Daripada Quran oleh Dr. Danial Zainal Abidin pada halaman 47.

Share/Bookmark

Wednesday, February 29, 2012

Nota : Penditilan Kelebihan 25 & 27 Kali Ganda Kelebihan Solat Berjemaah







Lama saya mencari tentang penditilan seperti ini, dan hari ini saya menjumpainya. Pertama kali saya mendengar tentang penditilan seperti ini sekitar tahun 2004 semasa saya menetap di Jitra, Kedah. Ketika itu, saya mengikuti kuliah maghrib di Masjid Mahsuri (sekarang masjid mutaqqin).  Dan saya salinkan sebagai sumber rujukan sendiri.


“Hikmah kelebihan dengan 27 darjat itu memaksudkan bahawa didalam sembahyang berjemaah itu, ada faedah-faedah yang melebihi sembahyang seorang diri, dengan bilangan sedemikian itu . antaranya ialah seperti :

1- Menjawab seruan Azan, dengan Niat untuk mendirikan Sembahyang secara Berjemaah
2- Pergi pada awal waktu
3- Berjalan ke Masjid dengan tenang
4- Masuk ke Masjid dengan berdoa
5- Mendirikan Solat Tahiyyatul Masjid
6- Menunggu & menenti bagi mendirikan Solat Berjemaah
7- Para Malaikat berselawat keatas dirinya
8- Malaikat menjadi saksi kebajikan untuknya
9- Menjawab setiap lafaz iqamah
10- Selamat daripada gangguan Syaitan, tatkala Iqamah dilaungkan
11- Berdiri menanti Takbiratul Ihram bersama-sama Imam
12- Mendapat Takbiratul Ihram bersama Imam
13- Pahala menyamakan Sof Solat
14- Pahala memenuhkan ruang-ruang kosong di dalam Sof
15- Menjawab ucapan “ “ daripada Imam
16- Aman daripada lalai & terlupa, disebabkan oleh sentiasa diperingatkan oleh amalan para Sahabat.
17- Menyedarkan & menegur Imam bila Imam terlupa
18- Berhasilnya Khusyuk dan aman daripada lalai
19- Memperbaiki gerak-geri & perbuatan dalam Solat
20-Dilitupi rahmat para Malaikat
21- Menjadi terbiasa dengan bacaan al-quran yang bertajwid
22-Mempelajari Rukun-rukun & Sunat Aba’dh dalam solat
23- Menzahirkan Syiar islam kepada Umum
24-Menghina & menundukkan keangkuhan Syaitan, bila umat Islam sedia berkumpul & bekerjasama di dalam melakukan ketaatan kepada Allah.
25- Orang yang pemalas akan bertambah cergas untuk beribadah
26- Selamat daripada sifat Munafiq
27- Membebaskan diri daripada buruk sangka orang ramai [ mungkin ada yang menyangka jika orang ini tidak hadir berjemaah, bermakna dia tidak solat]
28- Dapat fadhilat menjawab Salam Imam
29- Dapat kelebihan berzikir & berdoa secara berjemaah [ mustajab doa ]
30- Berulang kali orang yang kurang Kamil [ sempurna Keimanannya] mendapat keberkatan, hasil perkumpulannya bersama dengan orang yang Kamil [ sempurna Keimanannya]
31- Mewujudkan rasa kasih mesra sesame jiran tetangga
32- Membudayakan tolong-menolong & bertegur sapa tatkala bertemu semasa Solat Berjemaah

2 KELEBIHAN BERIKUT HANYA AKAN DIPEROLEHI OLEH MAKMUM SEMASA MENDIRIKAN SOLAT JAHAR [ SEPERTI SUBUH, MAGHRIB & ISYA ], IAITU :

33- Memerhati, menghayati & cuba memahami bacaan Imam
34- Meng “ amin” kan bacaan al-Fatihah Imam.

Kalau tuan-tuan mengira fadhilat ini, ternyata ia lebih daripada 27 perkara. Kerana ia bermula dari awal kita melangkah kaki daripada rumah lagi semasa menuju ke Masjid. Dan hal ini berlanjutan hinggalah selesai kita mendirikan solat jemaah tersebut.

[ Tulisan ini, disunting dan diedit daripada naskhah asal dalam perbahasan Kitab Fathul Mui’n, Jilid 1, pada halaman 157 , jilid yang dikeluarkan oleh Majlis Ugama Islam dan adat Istiadat Melayu Kelantan, Cetakan 2003. ]

Share/Bookmark

Friday, February 17, 2012

Mutiara Kata Al Qarni







Sebaik-baiknya sahabat ialah orang yang anda percayai, anda merasa damai dengannya, anda dapat mengadu kesusahan anda kepadanya, ia dapat menceritakan kepada anda kesusahannya dan tidak membocorkan rahsia anda.

Jangan bayangkan kebahagiaan yang lebih besar daripada apa yang anda rasakan saat ini, supaya anda tidak kehilangan apa yang anda miliki saat ini. Dan jangan tunggu-tunggu musibah yang akan datang, kerana jika demikian bererti anda ingin mempercepat datangnya kesusahan dan kesedihan. Dr. 'Aidh bin Abdullah Al Qarni.

Share/Bookmark

Wednesday, February 15, 2012

Wanita Seumpama Pokok Semalu








Pada suatu hari, Rasulullah s.a.w berjalan-jalan bersama puteri baginda, Saidatina Fatimah r.a.. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak pohon semalu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapanya apalah gunanya pohon semalu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah. Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon semalu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon semalu ini dari 4 aspek.

♥ Pertama, pohon semalu akan kuncup apabila disentuh. Ini bolehdiibaratkan bahawa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).

♥ Kedua, semalu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang wanita muslim.

♥ Ketiga, semalu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul Alamin.

♥ Dan akhir sekali, semalu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja. Ambillah pengajaran dari semalu walau pun ia hanya sepohon tumbuhan yang kecil.

Disalin dari SINI

Share/Bookmark

Tuesday, February 14, 2012

Tentang Umar Itu







Tentang Umar itu.

Satu
Hidayat Nur Wahid mengungkapnya : "Malam yang tenang menyelimuti mereka yang sudah kembali ke peraduan. Seorang lelaki menyingkirkan selimutnya. Dia bangkit berjalan menyusuri lorong-lorongnya yang sepi. Angin berhembus dingin menusuk tulang. Lelaki itu keluar menyatu dengan malam. Dia tidak boleh tidur. Dia khuatir kalau ada musafir terlantar yang tidak menemui tempat penginapan, orang sakit yang memerlukan ubat, dan orang kelaparan yang tidak menemui sesuatu yang mengalas perutnya. Dia khuatir ada urusan rakyatnya yang dia abaikan. Bahkan dia juga merasa bertanggungjawab terhadap seekor kaldai yang tergelicir di tepi sungai Furat."

Dua.
Si anak menolak cadangan ibunya yang mahu mencampurkan susu dengan air sebelum dijual kerana Amirul Mukminin melarangnya. Ibu menjawab, "Umar tidak melihat kita".

Dipintas cepat si anak: "Seandainya Umar tidak melihat, tetapi Tuhan Umar melihat kita." Umar kemudiannya menjodohkan 'Ashim, puteranya dengan gadis warak itu, Umm Ammarah, yang melahirkan puteri bernama Laila, dan berkahwin dengan Abdul Aziz bin Marwan, yakni bapa Umar Abdul Aziz, yang seterusnya dikenang dengan kisah kesederhanaan dan kewarakan menjaga harta awam, suatu cerita yang mungkin dianggap hampir mustahil diulangi di zaman ini.

Tiga.
Kata-kata Umar: "Kalau rakyat mengalami kekenyangan, akulah orang yang terakhir menikmatinya, tapi jika mereka mengalami kelaparan, akulah yang pertama merasakannya."

Share/Bookmark

Friday, February 10, 2012

Membangun Usaha Itu Seperti Membangun Kapal Nabi Nuh







Terima kasih kepada sumber asal. Disalin tanpa sebarang perubahan.

Bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia lengkap dengan penjelasannya (QS 2 : 185) dan Al-Qur’an adalah jawaban untuk seluruh permasalahan (QS 16 : 89) , semakin hari semakin nyata bukti kebenarannya manakala kita mau membacanya, memahaminya dan mengamalkannya. Bagi Anda yang sedang merintis usahapun, ada kiat yang unique – yang dapat Anda langsung terapkan – yang berasal dari petunjuk Allah di Al-Qur’an. Petunjuk ini ada pada kisah kapal Nabi Nuh AS, yang Allah sendiri mengarahkan kita untuk belajar darinya “Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS 54:15).

Beberapa pelajaran tersebut adalah sebagai berikut ;

Buatlah rencana jauh kedepan; tidak ada hujan, tidak ada angin, tidak ada potensi banjir ketika Nabi Nuh AS mulai membuat kapal : “Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)”. (QS 11 : 38).

Jangan hiraukan ejekan orang-orang yang tidak mengerti apa yang Anda lakukan; yakinlah dengan apa yang Anda (akan) lakukanlah : “ Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman". (QS 54:9)

Persiapkan team inti Anda, dua kepala lebih baik dari satu kepala, siapkanlah segala sesuatunya secara berpasangan – ada yang menemani berfikir, ada yang memberi keseimbangan : “Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” (QS 11 :40)

Bila ada anggota team Anda yang ‘ngrecokin’ saja, ajak mereka untuk berterus terang – ikut Anda atau tidak : “Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.” (QS 10 :71).

Dikala Anda ‘down’ dan merasa lunglai tidak berdaya, jangan mengadu ke siapa-siapa - hanya kepadaNya-lah Anda mohon pertolongan: “Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)". (QS 54 :10)

Ajak pula team Anda untuk beriman dan berserah diri hanya kepadaNya : “ (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,” (QS 71 :3)

Ketika usaha Anda tidak ada tanda-tanda berhasil malah cenderung nyungsep di death-valley, maka ber-istigfar-lah banyak-banyak “ maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS 71 : 10-12)

Ajaklah mitra-mitra usaha Anda untuk taat kepadaNya agar bisa selamat bareng Anda “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS 7 :59)

Mungkin masih terus akan ada orang yang tidak setuju atau terus mencemooh Anda, itu biasa – Nabi Nuh juga mengalaminya : “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata". (QS 7 :60) “Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". (QS 11 :27)

Anda hanya perlu tetap yakin dengan yang Anda lakukan : “Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam"”. ( QS 7 :61)

Jangan terlalu mengandalkan kepandaian Anda, latar belakang ilmu dan pengalaman Anda, profesionalisme Anda, Andalkanlah petunjuk dan pertolongan Allah. Ingat kapal Titanic yang tenggelam di pelayaran pertamanya dibuat oleh para professional di bidangnya, kapal Nabi Nuh tidak dibuat oleh professional, tetapi dibuat dengan petunjukNya – maka dia selamat bersama seisi dunia “ Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang yang lalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan”. (QS 11 :37)

Bila Anda berhasil, ciptakanlah lapangan kerja yang banyak, makmurkanlah masyarakat, dan ajaklah mereka untuk menyebut namaNya “ Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS 11:41)

Insyaallah usaha Anda akan dibimbing dan dilindungi olehNya dari segala mara bahaya “Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan air pun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judy, ..." (QS 11 : 44) InsyaAllah…

Share/Bookmark

Titanic, Kapal Nabi Nuh dan Bi A’yuninaa Wa Wahyinaa







Saya salin dari  sini sebagai nota untuk diri dan perkongsian. 

100 tahun lalu, tepatnya 10 April 1912 dunia dibuat kagum dengan diluncurkannya sebuah kapal super besar dan super mewah yang diberi nama RMS Titanic. Kapal yang menyerupai bangunan 9 lantai (deck) ini memiliki panjang lebih dari ¼ km dan tingginya sekitar 53 m. Dibangun oleh insinyur-insinyur terbaik di masanya – yang digaji rata-rata sekitar GBP 40/ bulan atau setara 70.92 Dinar / bulan saat itu. Kapten kapal terbaik-pun diminta untuk me-nahkodai kapal tersebut dengan dijanjikan penghasilan GBP 1,450/tahun atau setara 2,571 Dinar/ tahun !

Kapal RMS Titanic sendiri dibangun dengan biaya yang setara dengan sekitar 2,660,000 Dinar atau kurang lebih setara dengan harga dua pesawat penumpang terbesar di dunia yang ada saat ini Airbus A 380. Untuk kemewahan dan kemegahan yang luar biasa tersebut, harga tiket satu kali perjalanan dari Southampton (Inggris) ke New York (USA) termurahnya setara dengan 14 Dinar dan termahalnya 1,543 Dinar !. Angka-angka sengaja saya konversikan ke Dinar agar pembaca mudah memahaminya – betapa wah-nya segala yang terkait dengan kapal ini saat itu.

Tetapi segala kekaguman dunia tersebut ternyata hanya berlangsung sangat singkat, hanya empat hari sejak mulai berlayar – segala kemewahan yang ada menjadi tragedi yang luar biasa. Dari 2,224 penumpang yang rata-rata orang kaya dan super kaya tersebut – hanya 710 (32%) orang yang selamat – sisanya 1,514 orang mati kedinginan dan tenggelam di laut – bersama dengan tenggelamnya kapal yang mereka agung-agung-kan tersebut.

Kalau dipikir dari sisi manusianya, kurang apa RMS Titanic ini ?. Dibangun oleh insinyur-insinyur terbaik pada jamannya, setelah jadi juga dinahkodai oleh kapten kapal terbaik yang ada saat itu – tetapi justru disinilah letak kelemahannya. Ketika manusia begitu sombong, merasa dirinya yang terbaik, terbesar, terpopuler dlsb., Allah menghancurkan kesombongan-kesombongan tersebut.

Lantas bagaimana umat ini bisa membuat karya yang besar tanpa harus membuatnya sombong ?, Melalui Al-Qur’an Allah memberi petunjuknya dengan kalimatNya yaitu “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…” atau “ …dengan pengawasan Kami dan dengan wahyu Kami…”.

Kalimat tersebut muncul di dua surat ketika Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mulai membuat kapal (QS 11 :37 dan QS 23 :27). Kurang besar apa coba misi Nabi Nuh ini ?, apa yang diperintahkan kepadanya adalah untuk menyelamatkan bumi seisinya dari musibah banjir raksasa yang akan memusnahkan apa saja kecuali yang berada di kapal yang baru akan dibuat tersebut.

Dengan tugas yang sangat besar tersebut tidak membuat Nabi Nuh sombong, sebaliknya suasana kejiwaan yang sangat merendah dan penuh harap kepada Allah semata dari Nabi Nuh ini bahkan dapat kita ikut rasakan langsung – manakala kita bisa menghayati FirmanNya yang menceritakan kondisi Nabi Nuh saat itu.

“…sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku)” (QS 54 : 10), juga di ayat lain “….Ya Robbi, tolonglah aku, karena mereka mendustakanku” (QS 23 : 26).

Saat ini umat Islam lagi dikalahkan oleh umat lain dalam bidang ekonomi, teknologi, politik, pertanian, peternakan, pendidikan, pemikiran dlsb. Padahal di tangan kita ada “…petunjuk dan penjelasan-penjelasannya…” (QS 2 : 185), dan kita punya “…penjelasan untuk segala permasalahan…” (QS 16:89).

Maka sesungguhnya untuk seluruh project besar yang akan kita lakukan di bidang apapun, kunci suksesnya ada di “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…” tersebut. Project apapun yang akan kita kerjakan, kita cari dan mohon petunjukNya untuk apa dan bagaimananya. Ini bisa dilakukan melalui sabar, do’a , sholat dan juga melalui petunjukNya yang sudah tertulis di Al-Qur’an – tinggal terus dikembangkan pemahaman dan aplikasinya.

Nabi Nuh dan pengikutnya tidak pernah membuat kapal - tetapi ketika dia harus membangun kapal - kapal tersebut dibangun dengan “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…”, maka kapal tersebut dengan ijin Allah dapat menyelamatkan penduduk bumi dan seisinya – hingga kita masih ada di bumi saat ini !

Mungkin saat ini kita bukan ahlinya untuk bidang-bidang ekonomi, politik, pendidikan, pertanian, teknologi dlsb.; tetapi karena diperlukan project/pekerjaan besar bagi umat ini agar kita tidak terus dikalahkan oleh umat lain, marilah mulai kita kerjakan ‘project-project’ besar tersebut. Tidak karena kesombongan, tetapi karena kita optimis dengan pengawasan dan petunjukNya “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…”.

Bahkan ketika project tersebut telah berjalan nantinya, kita-pun tidak boleh lengah dan sombong sedikit-pun. Sama dengan kondisi ketika Nabi Nuh sudah berada di kapal dengan para pengikutnya yang beriman, binatang-binatang yang berpasang-pasangan, aneka benih tanaman dan pepohonan – kapal tersebut-pun tetap berlayar dengan pengawasanNya langsung.

“…Yang berlayar dengan pengawasan Kami sebagai balasan bagi orang yang telah diingkari. Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran ? ”. (QS 54 : 14-15).

Ayo kita bangkit, bangun project besar ‘ kapal Nabi Nuh’ kita untuk menyelamatkan generasi umat dari keterpurukan dalam berbagai bidang. Insyaallah kita bisa !, sejauh project-project tersebut selalu berada dalam pengawasan dan petunjukNya “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…”, InsyaAllah.

Share/Bookmark

Nota Hasil Penelitian: 20 Warga Yahudi Israel Masuk Islam Setiap Tahunnya

Disalin tanpa sebarang perubahan bagi tujuan nota dan perkongsian dari sini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Isaac Ritter - Profesor Pusat Studi Yerusalem - menyatakan bahwa setidaknya 20 warga Yahudi Israel memeluk Islam setiap tahunnya.

"Semua Yahudi yang masuk Islam kebanyakan adalah wanita yang mengaku bahwa mereka masuk Islam untuk menikah dengan seorang pria Muslim," Ritter mengatakan.

Menurut sebuah hasil penelitian yang diterbitkan oleh surat kabar "Yediot Ahronot", agama Islam dan dakwah Islam telah mulai menembus jajaran orang-orang Yahudi, di mana pendakwah Islam di wilayah pendudukan Israel berpenampilan ala Salafi, mendekati orang-orang Yahudi dan mengundang mereka agar masuk Islam dengan menggunakan bahasa Ibrani yang fasih, yang hal itu berkontribusi pada keberhasilan misi dakwah mereka.

Surat kabar itu menunjukkan bahwa publikasi dari dakwah Islam di kalangan orang Yahudi dipengaruhi oleh program-program Islam yang disiarkan oleh saluran satelit di Timur Tengah, Eropa, forum dan website.

Ritter sendiri menambahkan bahwa dakwah Islam terhadap orang Yahudi Israel dalam bahasa Ibrani adalah yang pertama dari jenisnya lebih dari 30 tahun.(fq/imo)

Share/Bookmark

Sunday, February 05, 2012

51 Keutamaan Dan Manfaat Zikir







Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Berikut adalah keutamaan-keutamaan dzikir yang disarikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Moga bisa menjadi penyemangat bagi kita untuk menjaga lisan ini untuk terus berdzikir, mengingat Allah daripada melakukan hal yang tiada guna.

(1) mengusir setan.
(2) mendatangkan ridho Ar Rahman.
(3) menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
(4) hati menjadi gembira dan lapang.
(5) menguatkan hati dan badan.
(6) menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.
(7) mendatangkan rizki.
(8) orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
(9) mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.
(10) mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.
(11) mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.
(12) seseorang akan semakin dekat pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Alalh ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh dari-Nya.
(13) semakin bertambah ma’rifah (mengenal Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.
(14) mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir, akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.
(15) meraih apa yang Allah sebut dalam ayat,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152). Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
(16) hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟

“Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”

(17) hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.
(18) dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.
(19) menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.
(20) menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir pada Allah.
(21) ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.
(22) jika seseorang mengenal Allah dalam keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.
(23) menyelematkan seseorang dari adzab neraka.
(24) dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.
(25) dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
(26) majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.
(27) orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
(28) akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
(29) karena tangisan orang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
(30) sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
(31) dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.
(32) dzikir adalah tanaman surga.
(33) pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak diberikan pada amalan lainnya.
(34) senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19)

(35) dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.
(36) dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan baginya kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.
(37) dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.
(38) orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah. Sebagaimana AllahTa’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)

وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 249)


وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah: 40)

(39) dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.

Sebagaimana terdapat dalam hadits,

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ

“Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.”[1]

(40) dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,

« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »

“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”[2] Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur. Begitu pula Allah Ta’alamenggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152). Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.

(41) makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.

(42) hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin hatinya yang keras itu sembuh, maka berdzikirlah pada Allah.

Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan dzikir pada Allah.”

Karena hati ketika semakin lalai, maka semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berdzikir pada Allah, lelehlah kekerasan hati tersebut sebagaimana timah itu meleleh dengan api. Maka kerasnya hati akan meleleh semisal itu, yaitu dengan dzikir pada Allah ‘azza wa jalla.

(43) dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat hati yang sakit adalah dengan berdzikir pada Allah.

Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”

(44) tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Dzikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.

(45) dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikatnya bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapat shalawat (pujian) Allah dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab: 41-43)

(46) dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Karena Allah-lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dia-lah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berdzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeda halnya dengan orang yang lalai dari dzikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.

(47) dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar. Dzikir pada Allah benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.

(48) dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan selalu diraih. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.

(49) dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa melakukan hal yang menakjubkan. Itulah karena disertai dengan dzikir. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya, dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berdzikir.

(50) orang yang senantiasa berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, gunung dan tanah, akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah: 1-5)

(51) jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia. Karena lisan sama sekali tidak bisa diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berdzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tadi. Ingatlah bahwa jiwa jika tidak tersibukkan dengan kebenaran, maka pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia.[3]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

[1] HR. Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 2691
[2] HR. Abu Daud no. 1522, An Nasai no. 1303, dan Ahmad 5/244. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
[3] Disarikan dari Al Wabilush Shoyyib, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, tahqiq: ‘Abdurrahman bin Hasan bin Qoid, terbitan Dar ‘Alam Al Fawaid, 94-198.

Disebarkan dari SUMBER INI

Share/Bookmark